Para Buzzer Cuan Ramai-ramai Jilat Ludah Sendiri

Buzzer Istana

Cawe-cawe pilpres langgar konstitusi. Jokowi bilang tidak melanggar. Dia tegaskan tidak akan netral di pilpres. Ini juga melanggar UUD. Lain lagi pelanggaran etika.

Yang sangat kasihan adalah para buzzer cuan. Mereka bingung mengikuti cawe-cawe Jokowi. Buzzer cuan yang semula sekandang dan seiya-sekata, kini berkelahi.

Denny Siregar pecah kongsi dan cakar-cakaran dengan Ade Armando, Abu Janda, Guntur Romli, dlsb.

Armando bersilat lidah dengan Guntur Romli. Armando dan Abu Janda “menyusup” ke kubu Prabowo Subianto. Ini pun sangat mengherankan. Dulu mereka ini menyerang habis Pak Prabowo di pilres 2019. Semua caci dan kutukan mereka kepada Prabowo masih segar dalam ingatan. Semuanya masih ada dalam rekam jejak digital.

Guntur Romli diserang karena dinilai oleh bekas teman-temen seperjuangannya sebagai orang licik. Dia keluar dari PSI dengan alasan partai ini mendukung Prabowo. Rupanya, kata seorang bekas teman Guntur, si Guntur mencalegkan diri lewat PDIP.

Masih ingat Abu Janda mencerca Prabowo? Tentulah masih segar. Tapi, herannya para pendukung Prabowo bisa terpukau oleh loncatan si Abu ke kubu Prabowo. Semua terdiam. Tidak ada sepatah katakan dari orang Prabowo yang berkeberatan.

Padahal, si Abu pernah menjelek-jelekkan Prabowo sampai kandas di musim pilpres 2019. Sekarang, Prabowo-lah bulan, Prabowo-lah bintang. Sembah sujud plus jilatan terbaik kepada Prabowo.

Begitu juga Armando. Dulu menjelekkan mantan Danjen Kopassus yang mengoperasikan Tim Mawar untuk menculik sejumlah mahasiswa yang ikut demo anti-Suharto pada Mei 1998.

Denny melarang Armando kritik PDIP. Bisa dipahami. Karena PDIP mencapreskan Ganjar Pranowo yang menjadi idola Denny. Di lain pihak, Armando adalah seorang yang “berpikiran fair”. Dia akan kritik yang dianggapnya tidak benar.

Nah, fenomena apakah yang sedang melanda kaum buzzer bayaran itu? Soal cuan, ideologi, atau perintah junjungan?

Tampaknya soal perintah junjungan yang sangat mereka kagumi. Soal perintah Jokowi. Agar Prabowo dibikin serius sebagai capres. Perlu polesan Armando, Abu Janda, dan yang lainnya yang bersedia mengorbankan idealisme.

Jadi, menjilat ludah sendiri tidak masalah bagi mereka. Mereka tutup mata, tutup telinga. Ganti kulit muka dengan kulit badak.

Kita tunggu bagaimana cara mereka menjilat majikan baru yang dulu mereka caci-maki.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gibran
Politik

Gibran Recehbooming Receh

Debat cawapres malam ini (21/1/2024) dibikin receh oleh Gibran. Ini penilaian cawapres 02 Mahfud MD. Pak Menko menunjukkan kejengkelan terhadap pertanyaan Gibran. Pertanyaan itu tentang “greenflation”. Per definisi, “greenflation” adalah inflasi yang dipicu antara lain oleh kenaikan besar biaya teknologi tanpa karbon (carbon-free technologies). Ini terjadi karena banyak negara di dunia yang berusaha memenuhi komitmen […]

Read More
dok. bilikopini.com
Humaniora Politik

Pulau Rempang Adalah Sesajen Agar China Mau Buang Kotoran di Indonesia

Ritual penyerahan sesembahan untuk China semakin intensif. Tumbal-tumbalnya pun kian hari kian besar. Kali ini, Pulau Rempang seluas 17,000 hektar dijadikan sesajen. Plus ribuan warga Melayu yang telah hidup di sana ratusan tahun. Sesajen ini dipersembahkan untuk membujuk agar China tertarik membuang kotorannya di negeri ini. China membuang kotoran? Iya. Ini tidak salah tulis. China […]

Read More
politik dan masjid
Politik

Mau Tahu Mengapa MK Tetap Larang Masjid Untuk Kampanye?

Sudah dua pekan berlalu. Inilah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang paling ngawur. Yaitu, boleh kampanye pemilu di fasilitas pemeritah dan fasilitas pendidikan. Putusan ini dipastikan akan menguntungkan pemegang kekuasaan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan putusan ini. Sylvana Apituley, komisioner KPAI, mengatakan sekolah adalah tempat penyemaian nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu harus bebas dari kepentingan politik […]

Read More